Kamis, 17 Juli 2008

Tips: merawat sax

Saxophone, sangat perlu perawatan
Ada beberapa Tips/cara agar Saxophone kita senantiasa 'Excellence'
performance nya.

-Buka dan keluarkan saja dari covernya setiap hari, waktunya bisa pagi, siang atau sore, sesempat kita. Periksa apakah ada noda-noda disekujur tubuhnya yang sexy. Noda-noda itu biasanya bekas keringat dari tangan kita, atau ludah kita yang sedikit keluar dari 'hole nada' yang membuka dan menutup pada saat kita bermain. Dengan menggunakan kain yang lembut kita lap sampai noda-noda hilang. Dan Bodinya yang sexy itu kembali mengkilap.

-Perhatikan pada saat kita sedang meniup Saxophone dengan posisi berdiri, diusahakan jangan sampai kepala ikat pinggang yang kita pakai (biasanya dari logam keras) melukai body Saxophone dibagian belakang bawah.

-Pada Saxophone banyak terdapat komponen-komponen 'engsel' yang selalu bergerak-gerak pada saat dimainkan, perhatikan setiap kali kita selesai bermain bagian-bagian 'sekrup' barangkali kendor. Kencangkan kembali dengan mempergunakan 'obeng kecil' agar bagian yang kendor tidak terlepas.

-Buka bagian 'NECK' kemudian dicuci dengan air dibagian dalamnya agar bekas ludah kita bersih, seterusnya dilap dengan kain lembut sampai kering, Mouthpiece dan Reed juga dicuci hingga bersih dari ludah kita seterusnya juga dilap dengan kain lembut sampai kering supaya tidak menimbulkan jamur.

-Jangan lupa memasang kembali 'penyerap' ludah yang terpasang pada body Saxophone kita, agar tidak ada bekas 'endapan' ludah kita didalamnya.

Nah setelah semua itu kita lakukan, 'parkir' kembali si Sexy di tempatnya. Niscaya Saxophone kita selalu tampil prima dan 'sehat'. Selamat mencoba.

Saxophone, sangat perlu perawatan
Ada beberapa Tips/cara agar Saxophone kita senantiasa 'Excellence'
performance nya.

-Buka dan keluarkan saja dari covernya setiap hari, waktunya bisa pagi, siang atau sore, sesempat kita. Periksa apakah ada noda-noda disekujur tubuhnya yang sexy. Noda-noda itu biasanya bekas keringat dari tangan kita, atau ludah kita yang sedikit keluar dari 'hole nada' yang membuka dan menutup pada saat kita bermain. Dengan menggunakan kain yang lembut kita lap sampai noda-noda hilang. Dan Bodinya yang sexy itu kembali mengkilap.

-Perhatikan pada saat kita sedang meniup Saxophone dengan posisi berdiri, diusahakan jangan sampai kepala ikat pinggang yang kita pakai (biasanya dari logam keras) melukai body Saxophone dibagian belakang bawah.

-Pada Saxophone banyak terdapat komponen-komponen 'engsel' yang selalu bergerak-gerak pada saat dimainkan, perhatikan setiap kali kita selesai bermain bagian-bagian 'sekrup' barangkali kendor. Kencangkan kembali dengan mempergunakan 'obeng kecil' agar bagian yang kendor tidak terlepas.

-Buka bagian 'NECK' kemudian dicuci dengan air dibagian dalamnya agar bekas ludah kita bersih, seterusnya dilap dengan kain lembut sampai kering, Mouthpiece dan Reed juga dicuci hingga bersih dari ludah kita seterusnya juga dilap dengan kain lembut sampai kering supaya tidak menimbulkan jamur.

-Jangan lupa memasang kembali 'penyerap' ludah yang terpasang pada body Saxophone kita, agar tidak ada bekas 'endapan' ludah kita didalamnya.

Nah setelah semua itu kita lakukan, 'parkir' kembali si Sexy di tempatnya. Niscaya Saxophone kita selalu tampil prima dan 'sehat'. Selamat mencoba.

Read More......

Tips: menghasilkan tone yang bagus

Bayangkan......... ketika kita mendengarkan alunan suara saxophone dari artis-artis favorite kita, begitu indah dan merasuk ke dalam hati. Kalau kita perhatikan bahwa alunan yang indah itu semua berasal dari nada-nada yang tiap nadanya ditiup dengan sempurna dan dirangkai menjadi satu kesatuan.
Agar kita dapat menghasilkan nada/tone yang bagus maka kita harus banyak berlatih 'longtones' atau nada panjang, yaitu meniup satu nada selama beberapa detik.
Biasanya hanya dua macam dari pemain Saxophone yang berlatih 'Longtones'/nada panjang, yaitu : pemula, disebabkan mereka belum bisa memainkan yang lainnya, dan para profesional, karena mereka mengetahui seberapa penting nya berlatih longtones antara lain :

- Memperkuat embouchure.
- Meningkatkan pernafasan.
- Meningkatkan kualitas tone/nada.

Setiap guru selalu mengatakan kepada para muridnya agar berlatih 'longtones', dan setiap murid berpikir itu adalah hal yang paling membosankan, karena mereka lebih suka langsung memainkan lagu.

Jelas bahwa pemula perlu berlatih longtones untuk memperkuat embouchures, demikian juga dengan pernafasan, tetapi mengapa seseorang yang sudah berpengalaman cukup lama masih perlu berlatih 'longtones'....? jawabnya adalah : untuk selalu meningkatkan kualitas tone mereka.

Berikut ini adalah Tips yang saya lakukan sebagai materi latihan saya.

Untuk berlatih longtones, lakukan dengan melihat jarum penunjuk detik pada jam dinding diruangan tempat anda berlatih.
Tiuplah nada dari jarum menunjukan angka 12 sampai jarum menunjukan angka 3 (15 detik) istirahat 15 detik lalu ulangi lagi sampai jarum menunjukan angka 9. Tiuplah dari nada terendah naik setengah nada sampai nada tertinggi(kromatik), dan coba meniup dari suara yang pelan ke suara yg keras dan sebaliknya.

Coba berlatih longtones dengan menghadap dinding agar anda dapat mendengarkan bunyi pantulan yang timbul.
Berlatihlah 'longtone' minimal 5 menit setiap kali memulai latihan dan anda akan merasakan perubahan yg menggembirakan.

Selamat berlatih.

Bayangkan......... ketika kita mendengarkan alunan suara saxophone dari artis-artis favorite kita, begitu indah dan merasuk ke dalam hati. Kalau kita perhatikan bahwa alunan yang indah itu semua berasal dari nada-nada yang tiap nadanya ditiup dengan sempurna dan dirangkai menjadi satu kesatuan.
Agar kita dapat menghasilkan nada/tone yang bagus maka kita harus banyak berlatih 'longtones' atau nada panjang, yaitu meniup satu nada selama beberapa detik.
Biasanya hanya dua macam dari pemain Saxophone yang berlatih 'Longtones'/nada panjang, yaitu : pemula, disebabkan mereka belum bisa memainkan yang lainnya, dan para profesional, karena mereka mengetahui seberapa penting nya berlatih longtones antara lain :

- Memperkuat embouchure.
- Meningkatkan pernafasan.
- Meningkatkan kualitas tone/nada.

Setiap guru selalu mengatakan kepada para muridnya agar berlatih 'longtones', dan setiap murid berpikir itu adalah hal yang paling membosankan, karena mereka lebih suka langsung memainkan lagu.

Jelas bahwa pemula perlu berlatih longtones untuk memperkuat embouchures, demikian juga dengan pernafasan, tetapi mengapa seseorang yang sudah berpengalaman cukup lama masih perlu berlatih 'longtones'....? jawabnya adalah : untuk selalu meningkatkan kualitas tone mereka.

Berikut ini adalah Tips yang saya lakukan sebagai materi latihan saya.

Untuk berlatih longtones, lakukan dengan melihat jarum penunjuk detik pada jam dinding diruangan tempat anda berlatih.
Tiuplah nada dari jarum menunjukan angka 12 sampai jarum menunjukan angka 3 (15 detik) istirahat 15 detik lalu ulangi lagi sampai jarum menunjukan angka 9. Tiuplah dari nada terendah naik setengah nada sampai nada tertinggi(kromatik), dan coba meniup dari suara yang pelan ke suara yg keras dan sebaliknya.

Coba berlatih longtones dengan menghadap dinding agar anda dapat mendengarkan bunyi pantulan yang timbul.
Berlatihlah 'longtone' minimal 5 menit setiap kali memulai latihan dan anda akan merasakan perubahan yg menggembirakan.

Selamat berlatih.

Read More......

NGE-SAX...yuuuk.....

Melihat sosoknya, sepertinya susah untuk dimainkan. Berat dan rumit, serta butuh napas yang panjang. Tapi kesan pertama sering menipu. Main saxophone ternyata mudah dan bisa dilakukan sambil cengar-cengir.
Meski termasuk keluarga alat musik tiup kayu, tapi tidak pernah dijumpai saxophone yang terbuat dari kayu. Saxophone dibuat dari kuningan mengingat sifatnya yang mudah dibentuk. Ada banyak macam saxophone, ada yang lurus seperti yang ditiup Kenny G., ada pula yang melengkung kayak yang dimainkan Dave Koz atau almarhum Embong Rahardjo.
Cara memainkan alat ini sederhana saja, modalnya juga cuma do-re-mi. Makanya, dapat dikatakan saxophone lebih mudah dipelajari dan dimainkan dibandingkan dengan alat musik tiup lainnya macam flute, oboe, clarinet, atau fagot.
Aslinya, suara saxophone itu halus dan lembut, sesuai dengan orkestra zaman itu. Namun, berhubung dalam perkembangannya dipakai sebagai pengiring musik dansa yang ingar bingar, mau tak mau saxophone harus ikut berteriak juga agar bisa didengar. Untuk itu lalu dilakukan modifikasi dengan membuat mouthpiece, sumber bunyi pada saxophone, menjadi lebih ramping dan lancip. Hasilnya, suaranya menjadi lebih keras, lebih wah dan tidak sekedar weh.
Dalam perkembangannya, saxophone kemudian menjadi alat musik utama pada musik jazz. Tokoh-tokoh yang berkecimpung di situ bisa disebut misalnya John Coltrane, Charlie Parker, dan Steve Lacey. Sekarang alat musik tiup ini sudah menjadi bagian dari hampir setiap musik, mulai dari pop sampai dangdut.
Sambil Nyengir juga OK
Sambil nyengir, oke saja.Berbeda dengan tuts piano yang dapat menjangkau banyak nada, mulai dari do paling rendah hingga do paling tinggi alias beroktaf-oktaf, saxophone hanya mampu menjelajah beberapa oktaf. Makanya, ia pun dibuat dalam berbagai ukuran demi menghasilkan nada selengkap piano. Jadilah saxophone ukuran S, M, L, XL, double X, dan bahkan triple X. Pokoknya mirip ukuran baju. Namun, pembagiannya bukan seperti itu, lebih merujuk ke jenis suara.
Wilayah nada tinggi diwakili saxophone mini, sedangkan untuk nada rendah menjadi urusan saxophone berukuran panjang dan besar. Total semua macam saxophone ada 14. Semuanya, kalau mau, dapat dimainkan bersama, ada yang kebagian suara sopran, alto, tenor, bariton, bas, maupun kontra bas.
Dari 14 macam itu, yang sering santer disebut adalah saxophone sopran, alto, dan tenor. Yang sopran bentuknya lurus seperti yang dipakai Kenny G. Sedangkan golongan alto bentuknya sedikit melengkung seperti huruf "J". Jenis ini biasa ditiup oleh Dave Koz. Di atas alto ada saxophone tenor, dan biasa disebut saxophone jazz. Yang lebih besar lagi, saxophone bariton. Saking berat dan besarnya, bagian bow atau bell-nya jadi sering rusak.
Sebelum kebingungan dengan istilah di seputar saxophone, ada baiknya kita telanjangi dulu "bodi" saxophone yang seksi itu. Bentuknya mengerucut mirip belalai gajah. Ukurannya mulai dari 1,5 m sampai lebih dari 5 m. Berhubung besar dan panjang, supaya enak dipakai dan tidak kedodoran, maka perlu diringkas. Bagian ujung dan pangkalnya ditekuk sehingga hasilnya mirip cangklong, pipa untuk merokok.
Di sekujur tubuhnya banyak "bopeng". Lho, tidak seksi lagi dong? Ya, mau apalagi, sebab tanpa "bopeng-bopeng" itu saxophone tidak bisa bunyi. "Bopeng" yang berupa lubang menganga itu dipasangi tutup yang bisa dibuka-tutup. Tutup-tutup lubang itu ada yang dirangkai sehingga dapat menutup bersamaan.
Anatomi saxophone dapat disebut mulai dari atas: mouthpiece yang diemut sewaktu memainkannya, neck tempat memasang mouthpiece, main body tempat lubang-lubang tadi berada, bow yang berbentuk mirip huruf "U", dan bell yang mirip tabung dengan ujung kayak corong. Pada main body sebelum bow ada kait terbuat dari metal atau plastik tempat ngasonya jempol sehingga diberi nama thumbrest. Beberapa senti di atas thumbrest ada strap ring, tempat canthelan strap neck.
Seperti mimi dan mintuna, begitulah mouthpiece dan reed. Saxophone berbunyi hanya jika mouthpiece ditiup. Mouthpiece ini ceper, mirip paruh bebek cerewet, Donal. Bahannya bisa kayu, metal, atau ebonit. Sedang reed terbuat dari bahan rotan yang diiris tipis, ditempelkan di sisi bawah mouthpiece dan diikat kencang dengan ligature. Besar kecil mouthpiece mengikuti ukuran saxophone. Jika kecil, kita bisa meniupnya di sudut bibir sehingga masih dapat bersaxophone sambil nyengir. Kalau saxophone nya gede, mouthpiece-nya bisa segemuk pisang ambon. Ampun deh!

Selamat bersaxophone!

Melihat sosoknya, sepertinya susah untuk dimainkan. Berat dan rumit, serta butuh napas yang panjang. Tapi kesan pertama sering menipu. Main saxophone ternyata mudah dan bisa dilakukan sambil cengar-cengir.
Meski termasuk keluarga alat musik tiup kayu, tapi tidak pernah dijumpai saxophone yang terbuat dari kayu. Saxophone dibuat dari kuningan mengingat sifatnya yang mudah dibentuk. Ada banyak macam saxophone, ada yang lurus seperti yang ditiup Kenny G., ada pula yang melengkung kayak yang dimainkan Dave Koz atau almarhum Embong Rahardjo.
Cara memainkan alat ini sederhana saja, modalnya juga cuma do-re-mi. Makanya, dapat dikatakan saxophone lebih mudah dipelajari dan dimainkan dibandingkan dengan alat musik tiup lainnya macam flute, oboe, clarinet, atau fagot.
Aslinya, suara saxophone itu halus dan lembut, sesuai dengan orkestra zaman itu. Namun, berhubung dalam perkembangannya dipakai sebagai pengiring musik dansa yang ingar bingar, mau tak mau saxophone harus ikut berteriak juga agar bisa didengar. Untuk itu lalu dilakukan modifikasi dengan membuat mouthpiece, sumber bunyi pada saxophone, menjadi lebih ramping dan lancip. Hasilnya, suaranya menjadi lebih keras, lebih wah dan tidak sekedar weh.
Dalam perkembangannya, saxophone kemudian menjadi alat musik utama pada musik jazz. Tokoh-tokoh yang berkecimpung di situ bisa disebut misalnya John Coltrane, Charlie Parker, dan Steve Lacey. Sekarang alat musik tiup ini sudah menjadi bagian dari hampir setiap musik, mulai dari pop sampai dangdut.
Sambil Nyengir juga OK
Sambil nyengir, oke saja.Berbeda dengan tuts piano yang dapat menjangkau banyak nada, mulai dari do paling rendah hingga do paling tinggi alias beroktaf-oktaf, saxophone hanya mampu menjelajah beberapa oktaf. Makanya, ia pun dibuat dalam berbagai ukuran demi menghasilkan nada selengkap piano. Jadilah saxophone ukuran S, M, L, XL, double X, dan bahkan triple X. Pokoknya mirip ukuran baju. Namun, pembagiannya bukan seperti itu, lebih merujuk ke jenis suara.
Wilayah nada tinggi diwakili saxophone mini, sedangkan untuk nada rendah menjadi urusan saxophone berukuran panjang dan besar. Total semua macam saxophone ada 14. Semuanya, kalau mau, dapat dimainkan bersama, ada yang kebagian suara sopran, alto, tenor, bariton, bas, maupun kontra bas.
Dari 14 macam itu, yang sering santer disebut adalah saxophone sopran, alto, dan tenor. Yang sopran bentuknya lurus seperti yang dipakai Kenny G. Sedangkan golongan alto bentuknya sedikit melengkung seperti huruf "J". Jenis ini biasa ditiup oleh Dave Koz. Di atas alto ada saxophone tenor, dan biasa disebut saxophone jazz. Yang lebih besar lagi, saxophone bariton. Saking berat dan besarnya, bagian bow atau bell-nya jadi sering rusak.
Sebelum kebingungan dengan istilah di seputar saxophone, ada baiknya kita telanjangi dulu "bodi" saxophone yang seksi itu. Bentuknya mengerucut mirip belalai gajah. Ukurannya mulai dari 1,5 m sampai lebih dari 5 m. Berhubung besar dan panjang, supaya enak dipakai dan tidak kedodoran, maka perlu diringkas. Bagian ujung dan pangkalnya ditekuk sehingga hasilnya mirip cangklong, pipa untuk merokok.
Di sekujur tubuhnya banyak "bopeng". Lho, tidak seksi lagi dong? Ya, mau apalagi, sebab tanpa "bopeng-bopeng" itu saxophone tidak bisa bunyi. "Bopeng" yang berupa lubang menganga itu dipasangi tutup yang bisa dibuka-tutup. Tutup-tutup lubang itu ada yang dirangkai sehingga dapat menutup bersamaan.
Anatomi saxophone dapat disebut mulai dari atas: mouthpiece yang diemut sewaktu memainkannya, neck tempat memasang mouthpiece, main body tempat lubang-lubang tadi berada, bow yang berbentuk mirip huruf "U", dan bell yang mirip tabung dengan ujung kayak corong. Pada main body sebelum bow ada kait terbuat dari metal atau plastik tempat ngasonya jempol sehingga diberi nama thumbrest. Beberapa senti di atas thumbrest ada strap ring, tempat canthelan strap neck.
Seperti mimi dan mintuna, begitulah mouthpiece dan reed. Saxophone berbunyi hanya jika mouthpiece ditiup. Mouthpiece ini ceper, mirip paruh bebek cerewet, Donal. Bahannya bisa kayu, metal, atau ebonit. Sedang reed terbuat dari bahan rotan yang diiris tipis, ditempelkan di sisi bawah mouthpiece dan diikat kencang dengan ligature. Besar kecil mouthpiece mengikuti ukuran saxophone. Jika kecil, kita bisa meniupnya di sudut bibir sehingga masih dapat bersaxophone sambil nyengir. Kalau saxophone nya gede, mouthpiece-nya bisa segemuk pisang ambon. Ampun deh!

Selamat bersaxophone!

Read More......